Setiap orang diciptakan dengan pola pikir yang berbeda-beda. Meskipun kadang terlihat sama dalam beberapa hal, aku meyakini pola pikir di dalamnya berbeda-beda. Termasuk pola pikir dalam mengartikan tulisan atau simbol-simbol komentar yang dikirimkan.
Bagi orang yang biasanya acuh pada arti kata, kalimat, simbol, tanda baca, mungkin ini akan terdengar nggak penting. Mengapa tanda baca atau komentar orang sering dianggap pusing? Nyatanya aku sering dibikin pusing dengan itu.
Terlebih lagi jika orang-orang yang memperhatikan alur percakapan, tulisan-tulisan di dalamnya, dan perasaan apa yang ikut mengalir, percakapan biasa bisa dianggap obrolan yang penuh dengan adegan menghela nafas yang berat.
Beberapa orang bilang dia nggak akan memilih 'orang di masa lalu' karena dia bukan lagi tujuan masa depannya. Meyakinkan dengan cara apapun dan akhirnya kamu percaya bahwa itu hanya komunikasi basa-basi. Yang terjadi? Kamu mendapati komunikasi yang katanya biasa saja padahal ada unsur perasaan yang melingkarinya. Seperti ketika orang di masa lalu itu kehilangan semangat atau lupa mengerjakan sesuatu, dengan ikhlas dan rela, 'dia-mu' memberikan semangat, motivasi, mendadak menjadi pengingat, sambil menyisipkan emotion peluk atau cium.
Jadi, apa yang kamu katakan pada dirimu sendiri?
Apakah kamu akan bilang, "Hey, tenang. Itu hanya sekedar tulisan, hanya sekedar emotion. Santai".
Hal pertama yang biasanya dilakukan adalah menghela nafas, menghirup nafas dalam-dalam, mencoba buat senyum, dan berpikir semua baik-baik saja. Semua baik-baik saja? Yakin?
Orang yang seringkali memperhatikan tanda baca, emotion, cara menulis, nada dalam tulisan biasanya menderita karena hal-hal semacam ini. Orang di masa lalu tak harus mantan, bisa juga teman atau siapapun orang yang memang tak mau dibawa ke masa depan.
Bersyukurlah menjadi orang orang tidak terlalu peduli dengan tulisan, tanda baca, dan segala macam tentangnya. Bersyukurlah menjadi orang yang bisa membaca dengan baik dan bisa membedakan mana tulisan 'berperasaan' dan mana yang tidak, aku juga sedang belajar bersyukur, terus menerus.